BONTANG – Warga disekitar SPBU di kota Bontang mengeluhkan maraknya antrean panjang truk yang memakai badan jalan hingga mengganggu aktivitas lalu lintas dan menutupi usaha toko warga.
Ketua Komisi lll DPRD Bontang, Amir Tosina merespon hal tersebut karena menurutnya persoalan ini sudah berlarut-larut.
“Sampe sekarang masih banyak parkir kendaraan yang cukup panjang di semua SPBU dan belum teratasi meski sudah kita rapatkan sebelumnya dengan kepolisian. Tapi belum ada perubahan terkait dan terkait fasiltas yang diadukan masyarakat,” Ujar Amir Tosina saat rapat di sekretariat DPRD Bontang, Senin (22/8/2022).
Amir berharap, melalui bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang bisa segera menyelesaikan dan mengatasi keluhan masyarakat serta pemilik toko yang merasa terganggu dengan adanya parkir kendaraan tersebut.
“Jadi tolong keluhan masyarakat lebih diperhatikan sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas,” Pintanya.
Dalam rapat bersama Dishub untuk mempertanyakan perihal keluhan tersebut, terkuak 5 fakta. Diantaranya;
1. Sudah berlarut-larut dan meresahkan Warga.
Antrean panjang ini seperti yang dituturkan ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina, belum teratasi.
“Sampe sekarang masih banyak parkir kendaraan yang cukup panjang di semua SPBU dan belum teratasi meski sudah kita rapatkan sebelumnya dengan kepolisian. Tapi belum ada perubahan terkait dan terkait fasiltas yang diadukan masyarakat,” ujar Aamir Tosina
2. Truk yang parkir memakai bahu Jalan
Keluhan warga terkait antrean panjang di SPBU-SPBU kota Bontang karena truk-truk memarkir kendaraan hingga memakai bahu jalan hingga mengganggu arus Lalin dan juga menutupi akses ke toko-toko yang dimiliki warga.
3. Dishub Terapkan Sistem Fuel Card
Kasi Sarana dan Prasarana Dishub Bontang Welly Sakius menuturkan, dalam meminimalisir antrean panjang kendaraan di SPBU, pihaknya telah menerapkan pembelian BBM menggunakan sistem fuel card, dan dinilai dapat mengurai kemacetan. Sistem Fuel Card ini dilakukan dengan membatasi jumlah pembelian BBM dalam sehari.
“Antrian sudah tidak panjang seperti sebelumnya. Ini sudah ada sedikit perubahan dalam arti sudah tidak seperti dulu lagi. Dimana di samping SPBU rumah atau toko dulu selalu tertutup dengan kendaran truk besar. tuturnya.
4. Sisa 1 SPBU Belum Terapkan Fuel Card.
Welly sapaan akrabnya juga sempat mengungkapkan, data jumlah kendaraan yang telah melakukan pembelian menggunakan Fuel Card sudah mencapai 800 kendaraan. Jumlah tersebut terhitung dan berlaku sejak Juli – Agustus 2022. Namun, rupanya masih ada satu SPBU yang belum menerapkan sistem Fuel Card, yaitu di SPBU Kilometer 8 Poros Bontang Samarinda.
“Kami berikan toleransi hingga tahun 2023, akan tetapi pengurusan fuel card kita targetkan di akhir Agustus ini, kami minta harus sudah menerapkan Fuel Card,” bebernya.
5. Jam Operasional Dituding Penyebab Antrean Panjang
Dishub Bontang mengungkapkan jam operasional pelayanan bagi kendaraan yang dilakukan jam 02.00 WITA serentak yang jadi penyebab kemacetan dan antrean.
Karenanya, pihaknya menyarankan agar jam operasional pelayanan pembelian BBM bagi kendaraan truk dan roda besar lainnya, dibuka pukul 07.00 WITA.
“Selama ini SPBU membuka fuel card jam 02.00 WITA secara serentak. Ke depan untuk mengurangi kemacetan, kita sarankan SPBU melayani pada jam 7 pas SPBU buka. Jadi mereka bisa langsung antri, untuk mengurangi kemacetan di jam 2 itu tadi,” sarannya.
Ia pun menargetkan usulan tersebut bisa direalisasikan pada akhir Agustus 2022 mendatang.
“Kita akan koordinasi dengan badan perekonomian, SPBU, dan Pertamina agar pembelian dengan menggunakan fuel card tidak diberlakukan di jam 02.00 WITA lagi,” pungkasnya.