Mantan Pejabat di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut kenaikan harga BBM bukan kesalahan pemerintah.
Said Didu membeberkan penyebab kenaikan harga BBM dikarenakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tidak kuat bayar subsidi karena terbebani bayar utang sekitat Rp 800 trilyun.
Hal itu disampaikan Said Didu lewat akun Twitter pribadinya, pada Kamis 1 September 2022.
Said Didu membeberkan penyebab kenaikan harga BBM dikarenakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tidak kuat bayar subsidi karena terbebani bayar utang sekitat Rp 800 trilyun.
Hal itu disampaikan Said Didu lewat akun Twitter pribadinya, pada Kamis 1 September 2022.
“Biar jelas: 1) lonjakan subsidi terjadi karena naiknya harga BBM yg disebabkan oleh melemahanya rupiah. 2) APBN tdk kuat bayar subsidi krn terbebani bayar utang sktr Rp 800 trilyun,” ujar Said Didu.
“Kedua penyebab itu salah siapa? Salah rakyat?,” imbuhnya.
Biar jelas :1) lonjakan subsidi terjadi karena naiknya harga BBM yg disebabkan oleh melemahanya rupiah.2) APBN tdk kuat bayar subsidi krn terbebani bayar utang sktr Rp 800 trilyun.Kedua penyebab itu salah siapa ?Salah rakyat ? https://t.co/VLlwUSOQKR
PDIP memahami beban yang ditanggung pemerintah mengenai subsidi BBM. Karena itu, partai dengan jargon wong cilik ini menyiratkan mendukung langkah Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM.
“PDI Perjuangan memahami beban yang ditanggung oleh pemerintah dengan subsidi yang sangat besar tersebut, bukan keselahan pemerintah,” Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Rabu, 31 Agustus 2022.
Lagipula, kata Hasto, pemerintah telah menyiapkan bantuan sosial untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM.
Hasto menegaskan kenapa kenaikan harga BBM bukan kesalahan pemerintah. Menurutnya, akibat persoalan-persoalan global yang uncontrol. Mulai dari perang antara Rusia dan Ukraina yang berimplikasi terhadap stabilitas sejumlah komoditas di dunia termasuk di Indonesia.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); “Siapa menyangka terjadi perang Rusia-Ukraina? tetapi dalam sisi yang lain berbagai komoditas kita itu kan juga membawa implikasi kepada surplus perdagangan kita. Sehingga, di dalam hal yang sulit itu kami meyakini Pak Jokowi akan mengambil keputusan yang terbaik. Dan kami juga memberikan masukan-masukan bagaimana kami harus melakukan langkah-langkah konsolidasi dalam menghadapi masa-masa yang tidak mudah ini,” kata Hasto.