Bontang – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bontang mencatat angka golongan putih (Golput) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 serentak di Kota Bontang. Angka golput untuk Pemilihan Gubernur diperkirakan mencapai 26,87 persen, sementara untuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang mencapai 27,51 persen.
Meskipun persentase golput ini masih tergolong kecil, Ketua KPU Kota Bontang, Muzarroby Renlfy, mengungkapkan bahwa angka golput pada Pilkada 2024 di Kota Bontang sulit diprediksi. Menurutnya, golput merupakan hak pribadi masing-masing pemilih yang tidak bisa dipaksakan. Namun, ia juga menjelaskan bahwa beberapa faktor menjadi penyebab golput, seperti ketidakhadiran di Tempat Pemungutan Suara (TPS), masalah pekerjaan, atau bahkan pemilih yang sedang berada di luar kota.
“Golput memang tidak bisa dipastikan penyebabnya, namun faktor-faktor seperti ketidakhadiran atau keperluan mendesak lebih sering terjadi. Yang jelas, golput bukan karena malas memilih, karena hak memilih tetap berada pada pemilih itu sendiri,” jelas Muzarroby.
Meski begitu, Muzarroby menyampaikan bahwa angka golput di Kota Bontang untuk Pilkada 2024 terbilang masih cukup rendah. Hal ini dapat diimbangi dengan angka partisipasi masyarakat (Parmas) yang cukup tinggi. Dalam Pemilihan Gubernur, tingkat partisipasi masyarakat tercatat mencapai 73,13 persen, sementara untuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang, partisipasi masyarakat mencapai 72,49 persen.
Menurut Muzarroby, angka golput yang sebesar 26 persen untuk Pemilihan Gubernur dapat dianggap tidak terlalu tinggi, terutama jika dibandingkan dengan angka partisipasi masyarakat yang melebihi 73 persen. Ia menambahkan, jika angka golput mencapai 35 hingga 40 persen atau lebih, maka angka tersebut sudah tergolong tinggi dan perlu penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.
Dalam distribusi partisipasi masyarakat antar kecamatan, Kecamatan Bontang Barat tercatat sebagai wilayah dengan angka Parmas terendah. Pemilih di Bontang Barat hanya mencapai 68 persen untuk Pemilihan Gubernur dan 67,94 persen untuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Sebaliknya, Kecamatan Bontang Utara menunjukkan angka partisipasi masyarakat tertinggi dengan 74,28 persen untuk Pemilihan Gubernur dan 74,22 persen untuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Dengan angka partisipasi yang lebih tinggi di beberapa kecamatan, KPU Kota Bontang berharap tingkat partisipasi pemilih akan terus meningkat, seiring dengan berjalannya sosialisasi dan kampanye yang lebih intens menjelang Pilkada 2024.