Bontang,– Seniman patung kenamaan asal Bali, I Nyoman Alim Mustapha,memulai proyek seni monumentalnya di Vihara Nanasamvara, Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Salah satu karya utama yang akan dibangun adalah pilar Asoka setinggi 25 meter, menjadikannya pilar Asoka tertinggi di dunia, mengungguli yang ada di India dengan tinggi 8 meter.
Selain itu, Nyoman juga akan mengerjakan patung Buddha tidur berbahan aluminium cor dan pagoda setinggi 47 meter, serta berbagai relief yang menggabungkan unsur budaya lokal Kutai, Jawa, dan nilai-nilai agama Buddha.
“Proyek ini adalah bentuk pengabdian saya. Saya ingin meninggalkan warisan seni yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan menjadikan vihara ini ikon spiritual dan budaya di Bontang,” ujar I Nyoman Alim Mustapha, dalam kunjungan kerjanya ke lokasi vihara.
Semua ornamen dan patung akan dibuat menggunakan aluminium cor, material yang tahan terhadap korosi dan memiliki daya tahan tinggi. Seluruh proses produksi akan dilakukan di bengkel seni Sanggar Nakula Sadewa milik Nyoman di Magelang, Jawa Tengah, lalu dikirim ke Bontang untuk tahap pemasangan.
Nyoman menjelaskan bahwa pemilihan bahan ini didasari pengalaman panjangnya dalam berkarya menggunakan kuningan, tembaga, dan material lain yang lebih mudah rusak.
Pengabdian Hidup Lewat Seni
Lahir di Bali pada tahun 1952, Nyoman telah menjelajahi dunia lewat karya-karyanya. Pada usia 15 tahun, ia berjalan kaki dari Bali ke Jawa untuk mencari ilmu. Sejak saat itu, ia berkomitmen menyebarkan ilmu dan keahlian seni pahat secara ikhlas dan terbuka.
“Tidak ada manusia yang langsung pintar. Kepintaran itu datang dari Tuhan, dari alam, dan dari guru. Saya berjanji, jika diberi ilmu, saya akan sebarkan ke seluruh dunia dengan ikhlas,” tambah Nyoman.
Kini, karya-karya Nyoman telah tersebar di berbagai negara termasuk Eropa, Afrika, Asia Tenggara, Amerika, dan Australia dan proyek di vietnam yang sampai saat ini sudah 10 tahun lamanya berkelanjutan.
Proyek seni ini menjadi bagian dari pengembangan Vihara Nanasamvara sebagai salah satu tujuan wisata religi dan budaya unggulan di Kalimantan Timur. Pemerintah daerah serta komunitas lokal menyambut antusias inisiatif ini yang diyakini mampu memperkuat identitas Bontang sebagai kota yang terbuka terhadap nilai budaya dan spiritual lintas etnis.
Sementara itu, Ketua Yayasan Nanasamvara, Sonny Lesmana, menyebut bahwa hubungan baik dengan Nyoman menjadi kunci keterlibatan sang seniman yang sering disebut si Kepala Batu.
“Kedekatan kami membuat dia bersedia turun langsung membangun elemen penting dalam vihara ini,” ujar Sonny.
Selain itu, ketakjuban Sonny Lesmana dengan karya Nyoman Alim Moesthapa menjadi salah satu faktor utama.
Karya Nyoman diliatnya sendiri saat berkunjung ke Vihara Tam Chuc, Hanoi, Vietnam.
“Disana saya melihat karya Pak Nyoman yang begitu luar biasa , makanya saya lansung meminta agar ikut membantu membangun Vihara di Bontang,” pungkasnya