Bontang — Calon Wali Kota Bontang, Sutomo Jabir, menyatakan bahwa perubahan dan gagasan baru sangat diperlukan agar kota ini bisa maju dan sejahtera. Dalam pidato yang disampaikan di hadapan masyarakat, Sutomo menekankan pentingnya ide-ide yang pro terhadap kepentingan masyarakat, terutama dalam mengatasi permasalahan kemiskinan yang masih mengakar.
Sutomo mengungkapkan, meski telah berlalu sepuluh tahun sejak 2014, kenyataan yang ada tidak menunjukkan banyak perubahan signifikan. Menurut data, jumlah penduduk miskin di Bontang pada tahun 2014 tercatat sekitar 8.000 orang, sedangkan pada 2024 angkanya sedikit menurun menjadi sekitar 7.300 orang.
“jika tidak ada kebijakan yang tegas, jumlah ini akan tetap tinggi hingga sepuluh tahun ke depan, dengan sekitar 6.000 lebih masyarakat Bontang masih berada dalam garis kemiskinan,” Ujar Sutomo Jabir, saat sosialisasi di Jalan Kapal Pierre Tandean, Minggu (17/11/2024) malam.
Pentingnya Kebijakan Pro Rakyat
Untuk itu, Sutomo mengusulkan perlunya perubahan pola pikir dalam merumuskan kebijakan. Ia mencontohkan anggaran yang dialokasikan untuk sektor pertanian dan perikanan yang sangat terbatas. Dengan anggaran sekitar 40 miliar rupiah untuk SKPD terkait, sebagian besar dana tersebut justru terserap untuk biaya operasional dan gaji pegawai, sehingga hanya sedikit yang dapat digunakan untuk mendukung kesejahteraan petani dan nelayan.
Sutomo menegaskan, untuk mencapai kemajuan yang nyata, anggaran yang dialokasikan harus lebih besar dan lebih fokus pada sektor-sektor yang benar-benar berdampak pada masyarakat.
“Dana untuk sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan minimal mencapai 100 miliar rupiah, agar dapat memberikan hasil yang maksimal bagi kesejahteraan masyarakat,” Sebutnya
Mewujudkan Efisiensi Anggaran untuk Rakyat
Sutomo juga menyoroti rendahnya efektivitas anggaran yang digunakan dalam kegiatan rutin seperti rapat, perjalanan dinas, dan pelatihan. Ia menyebutkan bahwa banyak anggaran yang seharusnya dapat digunakan untuk pemberdayaan nelayan dan petani justru terserap dalam kegiatan administratif yang tidak langsung bermanfaat bagi masyarakat.
“Kita harus merubah cara berpikir kita. Anggaran yang ada harus benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk hal-hal yang tidak langsung membawa manfaat,” ujarnya.
Komitmen untuk Pembangunan yang Berkelanjutan
Ke depan, Sutomo berkomitmen untuk merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih berpihak kepada masyarakat, dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan, serta menciptakan peluang yang lebih baik bagi masyarakat Bontang.
“Pembangunan yang kita lakukan harus mendatangkan hasil yang nyata dan langsung dirasakan oleh masyarakat. Kita ingin memastikan bahwa tidak ada lagi warga Bontang yang hidup dalam kemiskinan,” tutup Sutomo.
Dengan visi dan komitmen yang jelas, Sutomo Jabir siap untuk membawa perubahan bagi Kota Bontang, agar lebih maju dan sejahtera dalam waktu yang lebih cepat.