KOSAKATA.CO– – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai memiliki potensi cukup besar dalam Energi Baru Terbarukan (EBT) dari energi surya, angin, air dan biogas. Hanya saja hingga kini, Pemrov Kaltim belum melihat apalagi serius menggarap potensi itu guna mendukung pemenuhan energi yang ramah lingkungan di Benua Etam.
Hal ini diungkapkan anggota Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono. Dia bilang dengan segala potensi yang dimiliki itu, harusnya Kaltim bisa memaksimalkannya dengan baik. Namun nyatanya, kata dia, Pemrov belum konsisten dalam membuat produk EBT yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Padahal pengembangan EBT merupakan upaya mencapai visi zero emisi karbon pada 2050 dan sejalan dengan program pemerintah pusat untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Selain itu transisi ke EBT juga lebih ramah terhadap lingkungan dan lebih berkelanjutan (sustainable).
‘’Mestinya kita punya komitmen yang jelas dalam mewujudkan visi zero emisi karbon di Kaltim,’’ kata Sapto Setyo Pramono ketika dikunjungi di kantornya, Kamis(16/11/2023).
Pria yang akrab disapa Sapto itu bilang, sejatinya EBT tidak hanya terbatas pada penempatan atau pembangunan panel surya di daerah pelosok. Namun juga meliputi seluruh aspek, mulai dari hulu sampai hilir, dari produksi, distribusi, hingga konsumsi. EBT, sebutnya, mesti bisa jadi solusi untuk mengatasi masalah ketahanan energi dan pangan, serta hilirisasi industri.
‘’Dengan potensi demikian besar, harusnya tak sulit bagi Kaltim mengembangkan EBT. Ini kembali pada niat dan upaya pemrov saja,’’ sebutnya.
Politikus Golkar itu menyebutkan bahwa biogas dapat dihasilkan dari limbah sawit yang melimpah di Kaltim dan nantinya biogas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik, baik skala rumah tangga maupun industri.
Selain itu, biogas juga dapat mengurangi dampak negatif dari limbah sawit terhadap lingkungan. Ia meyakini jika Kaltim bisa mengolah biogas dari hasil sawit maka pastinya akan menjadi nilai tambah bagi petani dan pengusaha sawit.
‘’Saya usul kepada Pemrov Kaltim untuk segera menyusun rencana aksi pengembangan EBT yang terukur dan terintegrasi,’’ sebutnya.
Selain itu, dia mendorong agar dalam pengembangan EBT kelak, Pemrov Kaltim turut menggandeng pihak lain seperti pemerintah pusat, DPRD, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat.
“Kaltim harus punya roadmap EBT yang jelas dan terstruktur. Jangn sampai ganti pemimpin, ganti kebijakan,’’ tandasnya.